Refleksi Diri
oleh: Meri Susiani Simatupang, S. Pd.
Yang saya hormati Ibu Kepala Sekolah, yang saya hormati Bapak, Ibu Guru beserta seluruh staf dan yang kami sayangi dan banggakan seluruhnya anak didik kami di SMPNegeri 1 Pangaribuan.
Layaknyalah
kita panjatkan Puji dan syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
anugerahnya serta perlindungan-Nya kita masih bisa diberi kesempatan berkumpul
di lapangan sekolah kita ini dan dapat melaksanakan upacara bendera.
Adapun
tema amanat, yang ibu ambil pada kesempatan ini adalah “Refleksi Diri”. “Refleksi Diri” atau intropeksi
adalah proses pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan pemikiran
mendalam yang didasari keinginan.
Dalam
kehidupan kita sehari-hari kita mungkin
sudah sering mendengarkan kata Refleksi, tetapi mungkin kita menganggapnya
sebagai sebuah kata yang sulit dipahami, padahal sebenarnya Refleksi itu adalah
sinonim dari cermin. Jika ibu tanya, pernahkah kita, anak didik kami bercermin
? pasti jawabannya “pernah”. Jika kita bercermin pada cermin datar/ kaca apa
dan siapa yang kita lihat ? pastinnya yang ada di dalam cermin tersebut adalah
kita sendiri sebagaimana adanya kita secara asli/ nyata. Maka dari aktivitas
bercermin kita sudah melakukan Refleksi Diri. Kita dapat melihat diri kita
sebagaimana adanya kita secara fisik.
Pada
saat ini, ibu mengajak kita semua memahami Refleksi Diri/ bercermin diri bukan
hanya secara fisik saja tetapi mari kita bercermin hingga ke hati nurani kita.
Apa, siapa, bagaimana, dan jadi apa kita terlebih anak didik kami.
Manusia
ditakdirkan sebagai makhluk yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan oleh
karena itu sudah semestinya setiap kita senantiasa bisa Intropeksi diri yaitu
mengkoreksi kesalahn dan kelemahan diri sendiri yang kemudian dijadikan
pelajaran agar bisa berbenah diri.
Bercermin
diri bisa menjadi bahan perenungan sebelum menilai orang lain. Setiap kegiatan/
aktivitas sebenarnya memberi kita kesempatan untuk bercermin atau pun
Intropeksi diri tetapi pada umumnya Intropeksi diri akan lebih terasa dan
paling kita rasakan pada kejadian yang menyakitkan. Intropeksi diri/ cermin
diri akan bermakna jika kita memiliki kerendahan hati mau menerima kekurangan
kita. Selagi kita hanya memahami kelebihan kita maka intropeksi diri tidak
bermakna bahkan bisa menyakiti orang lain.
Oleh
karena itu, mari kita tetap bersabar dalam setiap kekalahan kita untuk
perbaikan, tetaplah bercermin/ intropeksi diri dalam setiap kesalahan kita
serta tetaplah rendah hati dalam setiap kemenangan kita. Mari kita sama-sama
berbenah. Semoga amanat ini bisa memberi manfaat bagi kita semuanya. Sekian dan
terimakasih.
Pangaribuan, 19 Agustus 2024
Komentar
Posting Komentar